Friday, July 31, 2015

Mengenali 'Medan Perang'

Tidak mudah bagi siswa untuk belajar. Meski sudah bertahun tahun, tetap saja mereka mengalami kesulitan. Terutama bagi siswa Indonesia. Selain kurikulumnya yang sering berubah, pelajaran yang belasan meberikan beban yang tidak ringan bagi para siswa.

Di saat awal tahun ajaran, guru sebaiknya memberikan arahan yang jelas, memberikan gambaran silabus, topik yang akan dipelajari, aturan yang dibuat bersama, dan juga model tes yang akan ditempuh. Dengan demikian mereka mengenali 'medan perang' yang akan mereka jalani.

Mengapa demikian? Dengan mengenali medan, jalan dan yujuan yang ungin dicapai, maka para anak didik akan mengetahui bahwa dia berada di jalan yang benar. Poin- poin yang perlu dipelajari sebagai anak didik sesuai levelnya dan tidak menutup kemungkinan untukdapat memenuhi target belajar di akhir tahun pelajaran.

Sebagai contoh, siswa kelas 12, disaat masuk sudah diberikan lembar ujian UN tahun sebelumnya. Guru sebagai fasilitator dapat memberikan gambaran singkat tentang UN. Mereka membaca soal UN tahun-tahun sebelumnya. Mereka menganalisa model pertanyaan apa yang ada di dalam soal tersebut.

Selanjutnya, guru akan melanjutkan ke topik pelajaran untuk mempersiapkan Ujian nasional dengan lebih mudah. Para siswa akan lebih sadar, mau kemana, mau apa, dan bagaimana mendapatkan nilai optimal di ujian nasional nantinya.

Mengetahui 'medan perang' tidak hanya bermanfaat bagi siswa. Guru pun akan mendapatkan manfaat yaitu lebih mudah mengarahkan siswa, memiliki rambu-rambu menuju prestasi yang lebih baik, dan tidak kalah penting adalah guru lebih peduli dengan apa yang harus dipelajari pleh siswanya.

Dengan demikian, diharapkan akan tercapai tujuan pendidikan yaitu mengoptimalisasi potensi yang ada pada anak didik dan mengembangkannya sehingga para siswa didik dapat lebih optimal dalam berprestasi.

Tetap semangat belajar belajar dan berbagi.

Saturday, July 25, 2015

Harta yang Berharga itu Bernama Manusia Muda

Jika saya ditanya, harta apa yang paling berharga? Pertama saya akan bingung. Yang kedua saya akan mencoba mencari jawaban yang paling benar diantara jawaban yang benar. Pilihannya adalah pasti terkait dengan harta yaitu sesuatu yang kita miliki seperti rumah, uang, kebun, perhiasan dan yang berujung dengan kepemilikan harta benda kita.

Mungkin jawaban itu benar, jika kita mengacu pada jaman saat manusia mulai berburu, mengumpulkan barang buruannya, kemudian dikumpulkan dan suatu saat ditukarkan dengan barang yang lain. Mungkin juga benar jika kita hidup di jaman pertanian dimana harta yang paling berharga adalah alat-alat pertanian yang membantu kita bertani. Atau akan menjadi benar juga jika kita hidup di jaman industri dimana alat-alat dan konsep konsep baru bermunculan.

Nah, sekarang kita sudah berada di zaman pekerja pengetahuan dimana manusia menjadi harta yang paling berharga. Pengetahuan yang dimiliki manusia di jaman ini dapat menghasilkan 100 ribu bahkan jutaan kali lipat daripada jaman berburu, jaman pertanian dan industri. 

Jaman inilah para guru harus mulai secara benar membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan yang dibutuhkan generasi ini untuk 10-20 tahun kedepan. Dengan guru yang fokus dalam mendidik, berpengetahuan dan memiliki 'passion' serta kreatifitas dalam mendongkrak potensi yang dimiliki oleh anak anak didik kita.

Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana kita bisa mengoptimalkan potensi atau harta terpendam yang dimiliki anak didik kita? Kuncinya adalah jangan melihat anak didik kita seperti barang yang bisa dipindahkan kemana kita mau. Menjaga anak didik (barang) dengan kontrol yang ketat, tidak diberikan ruang diskusi dan tidak diberikan ruang berkreasi.

Saatnya para pendidik mengubah cara pandangnya melihat anak didik ini dari sudut pandang yang berbeda. Mereka harta yang berharga untuk masa depan  keberlangsungan suatu bangsa. Kita sebagai pendidik dapat memberikan ruang berkreasi bagi para penerus bangsa ini dengan tidak melepas begitu saja kebebasan ini. 

Dalam proses pembelajaran di kelas, kita sebagai pendidik memberikan wacana masalah atau project dengan diberikan keleluasan bagi  para anak didik untuk berimaginasi, mengumpulkan fakta, dan berdikusi untuk penyelesaian dari masalah yang diberikan.

Meskipun terlihat mudah untuk dilakukan, tetapi bagi guru perlu mempersiapkan dengan pengetahuan untuk membantu proses keberhasilan belajar para siswa ini. Kunci awal untuk menjaga harta yang paling berharga adalah guru yang memiliki waktu untuk membaca dan belajar demi keberhasilan siswa didiknya di masa depan.

Friday, July 24, 2015

Mereka Generasi Berbeda


Generasi saya berbeda dengan generasi anak didik saya. Jika dulu saya mengetik masih menggunakan Mc Dos untuk memulai, maka anak didik kita tinggal menghunakan gadget nya untuk mengetik. Jika dulu saya memakai buku tulis untuk mencatat, anak didik kita tinggal memotret dengan gadgetnya. Jika saya dulu harus datang ke museum untuk mencari tahu tentang sesuatu yang berhubungan dengan sejarah, anak didik kita tinggal mencari di website yang tersebar di dunia maya.

Inilah perubahan generasi yang mau tidak mau harus dihadapi. Guru tidak bisa tutup mata atas perubahan yang terjadi. Jika pisau dapat digunakan untuk alat bantu memotong sayuran, maka pisaupun juga bisa menjadi alat yang mengerikan yang dapat menusuk orang. Demikian juga dengan gadget dan alat alat bantu teknologi. Gadget atau alat alat teknologi bisa sangat bermanfaat dalam proses pembelajaran. Tetapi juga akan sangat bahaya jika tidak dimanfaatkan dengan benar dan baik.

Jalan terbaik untuk mencegah kengerian yang terjadi pada generasi selanjutnya adalah guru perlu belajar sedikit tentang pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Sedikit saja tidak perlu banyak banyak. Yang perlu banyak belajar adalah anak didik kita. Yang terpenting adalah bagaimana cara menggunakan teknologi tersebut dan bagaimana menggunakannya dalam mata pelajaran kita. Tentunya juga disesuaikan dengan kurikulum dan silabus yang telah ditentukan.

Generasi anak didik kita berbeda dengan generasi gurunya. Generasi anak didik kita penting mengenal teknologi. Karena kehidupan 10-15 tahun mendatang akan berbeda saat kita mengajar  di sekolah saat ini. Tugas gurulah untuk membuka wacana atas pemanfaatan teknologi dalam proses pendidikan. Mereka akan hidup di situasi dan kondisi yang berbeda. 

Mengapa guru yang perlu membuka pengetahuan tentang pemanfaatan teknologi? Karena jelas guru yang mempunyai akses untuk belajar lebih daripada siswanya. Karena guru yang mengetahui arah kemana proses pembelajaran itu akan dibawa. Karena guru perlu tahu siswa akan menjadi apa jika belajar sesuatu yang baru. Dan karena guru memiliki tanggung jawab untuk mempersiapkan anak didiknya menjadi seorang yang bermanfaat bagi masyarakat di masa depannya.

Maka, karena generasi anak didik kita berbeda dengan generasi kita para gurunya, para guru perlu belajar pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Mari kita tularkan virus semangat belajar kepada anak didik kita.

Tuesday, July 21, 2015

Menjadikan Anak Didik yang Mandiri




Mengajar itu mudah. Semua orang dengan berbagai profesi bisa mengajar. Tetapi untuk mendidik sedikit berbeda dengan mengajar. Mendidik ini bisa berbagai cara yaitu memberikan contoh, memberikan ruang untuk berkembang, memberikan kail bagi anak didik untuk dapat mengoptimalisasi diri menjadi seseorang yang lebih baik.

Kemandirian ini sekarang menjadi hal yang krusial bagi pembangunan negeri ini. Ini tidak terlepas dari budaya masyarakat kita dan budaya nenek moyang kita bahwa anak dari kecil tidak diupayakan untuk belajar kemandirian. Mungkin bisa kita lihat di mall mall, para ibu ibu mengajak jalan putra putrinya disertai para asisten rumah tangga. Bahkan terkadang lebih dari satu asisten untuk setiap anak. Ditambah lagi dengan sistem sekolah kita yang masih dengan model ' menyuapi' materi. Siswa mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru.

Pola ini bukannya tidak baik, hendaknya ini dilakukan tidak terlalu sering karena akan membuat anak didik menjadi tergantung dan manja kepada gurunya. Menjadikan guru pusat ilmu pengetahuan sudah bukan zamannya lagi. Ilmu tersebar dan sangat mudah didapatkan dari website website yang telah tersedia 24 jam non stop. Tetapi, perlu kita ingat apakah hanya pengetahuan yang kita cari?

Guru adalah tempat dimana anak bertanya, berbagi cerita serta mencari kebijaksanaan. Terkadang mereka juga hanya ingin bertegur sapa dengan gurunya. Tetapi juga banyak yang mencurahkan kesedihannya kepada gurunya karena orang tuanya tidak mempunyai waktu untuknya. Disinilah peran guru menjadi sangat kompleks sehingga terkadang tidak dipungkiri, gurunya lebih tahu dan paham daripada orang tuanya sendiri. Menjadikan anak didik mandiri bisa dilakukan dengan berbagai cara. Yaitu dengan membuat kelompok kecil dalam mengerjakan tugas atau proyek. Mereka dapat berdiskusi untuk mencari solusi. Mereka dapat bekerjasama dalam tim dan tentunya dapat memperoleh jawaban yang lebih optimal.

Meski tugas dikerjakan bersama, nilai atau kualitas anak didik bisa berbeda. Maka tugas pendidik adalah mengamati proses saat pembelajaran itu berlangsung. Pendidik memberi catatan tentang apa yang diperoleh anak didik baik sebelum, ketika dan akhir kegiatan belajar berlangsung.

Semoga bermanfaat
Nur Arifah Drajati