Saturday, January 2, 2016

Saya Membenci Membaca



Hari itu adalah ujian bahasa Inggris. Ujiannya lisan yang aku tahu. Aku mencari tahu dari teman-teman yang sudah mengikuti tes sebelumnya. Kata mereka mudah. Tentu aku masih deg-degan karena belum tentu aku mendapat pertanyaan yang sama dengan mereka. Setelah beberapa menit berlalu, aku pun dipanggil oleh guruku. Sambil aku bawa buku bacaan yang aku baca selama satu bulan ini, aku duduk di depan guruku. Masih dengan rasa was-was dan siaga dengan pertanyaan yang akan diajukan oleh guruku.

'Hi how are you today?', guruku menyapa. 'I am fine Ibu', jawabku. Setelah beberapa saat bersapa, dimulailah pertanyaan-pertanyaan yang tidak jauh dari buku yang aku baca. Aku ditanya oleh guruku tentang isi dari novel yang aku baca, siapa saja karakter yang ada dalam novel itu, siapa yang jadi protagonis dan antagonis, pelajaran apa yang dapat diambil dari membaca buku tersebut. Dengan sigap aku bisa menjawab semua pertanyaan-pertanyaan dari guruku. 

Pertanyaan berlanjut pada penulis novel yang aku baca itu. Aku jawab dengan pelan tapi pasti sambil mengingat penulis yang hebat tersebut. Banyak hal yang membuatku terkagum-kagum dengan penulis novelku itu. Aku memang bukan seorang yang suka membaca novel. Pikirku aku adalah laki-laki yang seharusnya tidak membaca novel, tapi aku suka main game. Nah, kalau yang itu aku bisa tidak tidur dua hari. Aku nikmati benar permainku dengan game online tersebut. 

Pertanyaaan guruku sampailah pada ujungnya. Guruku bertanya, apakah aku suka membaca? Aku jawab dengan sejujurnya, aku tidak suka membaca. Ini adalah novel pertamaku yang aku baca selama 17 tahun ini. Aku membenci membaca dan aku tidak tahu mengapa aku membencinya. Mungkin karena aku tidak dibiasakan oleh orang tuaku. Menurutnya membaca ya di sekolah, atau memang aku yang tidak suka membaca, karena aku yakin, dengan membaca sekilas saja aku bisa menjawab soal-soal yang diberikan oleh guruku. Aku tidak peduli aku dapat nilai seratus ataupun remedial, yang penting adalah mengerjakan. Mengulang ujian bisa dilakukan berkali-kali. Jadi mengapa harus khawatir. 

Aku lanjutkan jawabanku tadi bahwa inilah novel pertama yang aku baca dengan serius. Aku juga menyampaikan bahwa dengan membaca novel, pengetahuanku bertambah, pengalamanku juga bertambah, dan tentu saja aku pun mendapatkan inspirasi dari penulis-penulis dunia yang hebat dan keren. Setelah membaca novel yang pertama ini, akupun ingin terus membaca dan membaca novel berikutnya. Sejak membaca novel ini, aku tidak membenci lagi dengan membaca. Menjadi awal bagiku untuk memulai hobi baru dengan membaca. menjadikanku lebih berimaginasi dan mempunyai mimpi. 




1 comment:

  1. Merjan merjan jiwa novel pertama yang kubaca sampai selesai, ternyata menyenangkan dan berulang

    ReplyDelete